Selasa, 03 Juli 2012

Marmer, Granit serta permasalahannya

" marmer-1

Marmer, Granit serta permasalahannya-

Marmer merupakan salah satu batuan alam yang banyak digemari. Kesan elegan dan clean, menjadikan marmer favorit diaplikasi pada area publik maupun privat. Rumah dengan desain Klasik maupun Modern jadi terkesan mewah. Namun, batuan ini rentan terhadap berbagai masalah yang timbul. Untuk itu, perawatan dan aplikasi yang benar akan mengurangi risiko marmer menjadi rusak.
Masalah yang kerap terjadi

Umumnya marmer memiliki perlakuan yang lebih khusus daripada material penutup lantai lainnya untuk mencegah terjadinya masalah. Masalah bisa diakibatkan faktor eksternal yang menyebabkan marmer membutuhkan perawatan. “Masalah marmer terjadi akibat intensitas traffic yang padat maupun terkena tumpahan minuman yang tidak segera dibersihkan,” ujar Hasan Ali M, Owner PT Cahaya Alam Marmer Indotama. Berbagai masalah yang ada seperti permukaan kusam, goresan, permukaan bernoda, nat tidak rata, permukaan berembun dan lainnya. Masalah tersebut terjadi akibat proses alami marmer dan aktivitas penghuni yang secara tidak sengaja mempengaruhi tampilan marmer.

Marmer merupakan batuan alami yang terbentuk akibat proses alamiah. Dengan demikian, marmer harus diperlakukan secara baik agar masalah-masalah tersebut bisa dihindari. “Pada permasalahan marmer seperti permukaan yang kusam, adanya goresan, nat tidak rata, noda permukaan dan lainnya, bisa diatasi dengan pemolesan ulang dengan tambahan coating. Jenis coating yang dipakai sebaiknya dipilih yang berkualitas, karena akan memproteksi permukaan secara maksimal,”saran Hasan.

Cara mengatasi permasalahan Marmer
Berbagai masalah yang timbul dari marmer, bukan berarti tidak bisa diselesaikan. Untuk masalah yang berkaitan dengan permukaan dan tampilan marmer, kita bisa melakukan pemolesan ulang sekitar 6 bulan -1 tahun sekali. “Pada rumah tinggal cukup dilakukan pemolesan antara 6 bulan – 1 tahun sekali. Marmer pada rumah tinggal cenderung lebih tahan karena aktivitas penghuni yang tidak padat. Demikian juga dengan goresan tipis, bisa segera hilang dengan polesan ulang,” kata Hasan. Untuk noda yang terlanjur masuk ke dalam marmer, bisa dilakukan pengupasan untuk menghilangkan nodanya. “Jika noda yang masuk masih di batas beberapa milimeter dari permukaan, masih bisa dilakukan pengupasan dan pemolesan ulang,” terang Hasan.

Apabila noda maupun cairan yang masuk sudah cukup dalam, masalah ini tidak bisa diatasi dengan pemolesan. Kita harus rela mengganti marmer tersebut dengan yang baru. Ada beberapa sistem proses perawatan marmer seperti proses pembersihan untuk mengangkat kotoran, proses restorasi atau permukaan dikilatkan kembali, sistem perawatan rutin, sistem proteksi untuk mencegah noda terserap marmer dan sistem polesan untuk menghilangkan goresan. “Jika semua proses ini dilakukan secara baik dan benar, maka marmer yang kita sukai akan terjamin tampilannya,” kata Hasan.

Aplikasi merawat Marmer yang benar
Masalah marmer juga kerap timbul karena aplikasi kurang benar. Umumnya akan terjadi endapan air pada tampilan marmer (mengompol) maupun tampilan marmer menjadi buram. Kesalahan yang biasa terjadi, akibat marmer tidak diberi coating pada seluruh bagian marmer. Misal area permukaan, bawah dan sisi potongan. Jika bagian bawah yang tidak dicoating, adukan semen akan meresap ke permukaan marmer, karena tingkat porousitas (por-pori) marmer yang cukup besar. Begitu juga jika yang tidak di-coating adalah bagian sisi bekas pemotongan, dapat menimbulkan bercak, sehingga sambungan antar marmer terlihat kotor.

Untuk perawatan marmer sebaiknya tidak menggunakan cairan yang keras, cukup dengan air bersih. Sedangkan penggunaan pewangi lantai bisa ditambahkan jika diperlukan saja. “Marmer itu cukup dipel dengan lap yang lembab. Tidak disarankan menggunakan cairan pembersih yang keras, karena bisa merusak tampilan permukaan marmer. Juga hindari penggunaan pembersih lantai yang terlalu sering,”ujar Hasan. "
marmer-1

Marmer, Granit serta permasalahannya-

Marmer merupakan salah satu batuan alam yang banyak digemari. Kesan elegan dan clean, menjadikan marmer favorit diaplikasi pada area publik maupun privat. Rumah dengan desain Klasik maupun Modern jadi terkesan mewah. Namun, batuan ini rentan terhadap berbagai masalah yang timbul. Untuk itu, perawatan dan aplikasi yang benar akan mengurangi risiko marmer menjadi rusak.
Masalah yang kerap terjadi

Umumnya marmer memiliki perlakuan yang lebih khusus daripada material penutup lantai lainnya untuk mencegah terjadinya masalah. Masalah bisa diakibatkan faktor eksternal yang menyebabkan marmer membutuhkan perawatan. “Masalah marmer terjadi akibat intensitas traffic yang padat maupun terkena tumpahan minuman yang tidak segera dibersihkan,” ujar Hasan Ali M, Owner PT Cahaya Alam Marmer Indotama. Berbagai masalah yang ada seperti permukaan kusam, goresan, permukaan bernoda, nat tidak rata, permukaan berembun dan lainnya. Masalah tersebut terjadi akibat proses alami marmer dan aktivitas penghuni yang secara tidak sengaja mempengaruhi tampilan marmer.

Marmer merupakan batuan alami yang terbentuk akibat proses alamiah. Dengan demikian, marmer harus diperlakukan secara baik agar masalah-masalah tersebut bisa dihindari. “Pada permasalahan marmer seperti permukaan yang kusam, adanya goresan, nat tidak rata, noda permukaan dan lainnya, bisa diatasi dengan pemolesan ulang dengan tambahan coating. Jenis coating yang dipakai sebaiknya dipilih yang berkualitas, karena akan memproteksi permukaan secara maksimal,”saran Hasan.

Cara mengatasi permasalahan Marmer
Berbagai masalah yang timbul dari marmer, bukan berarti tidak bisa diselesaikan. Untuk masalah yang berkaitan dengan permukaan dan tampilan marmer, kita bisa melakukan pemolesan ulang sekitar 6 bulan -1 tahun sekali. “Pada rumah tinggal cukup dilakukan pemolesan antara 6 bulan – 1 tahun sekali. Marmer pada rumah tinggal cenderung lebih tahan karena aktivitas penghuni yang tidak padat. Demikian juga dengan goresan tipis, bisa segera hilang dengan polesan ulang,” kata Hasan. Untuk noda yang terlanjur masuk ke dalam marmer, bisa dilakukan pengupasan untuk menghilangkan nodanya. “Jika noda yang masuk masih di batas beberapa milimeter dari permukaan, masih bisa dilakukan pengupasan dan pemolesan ulang,” terang Hasan.

Apabila noda maupun cairan yang masuk sudah cukup dalam, masalah ini tidak bisa diatasi dengan pemolesan. Kita harus rela mengganti marmer tersebut dengan yang baru. Ada beberapa sistem proses perawatan marmer seperti proses pembersihan untuk mengangkat kotoran, proses restorasi atau permukaan dikilatkan kembali, sistem perawatan rutin, sistem proteksi untuk mencegah noda terserap marmer dan sistem polesan untuk menghilangkan goresan. “Jika semua proses ini dilakukan secara baik dan benar, maka marmer yang kita sukai akan terjamin tampilannya,” kata Hasan.

Aplikasi merawat Marmer yang benar
Masalah marmer juga kerap timbul karena aplikasi kurang benar. Umumnya akan terjadi endapan air pada tampilan marmer (mengompol) maupun tampilan marmer menjadi buram. Kesalahan yang biasa terjadi, akibat marmer tidak diberi coating pada seluruh bagian marmer. Misal area permukaan, bawah dan sisi potongan. Jika bagian bawah yang tidak dicoating, adukan semen akan meresap ke permukaan marmer, karena tingkat porousitas (por-pori) marmer yang cukup besar. Begitu juga jika yang tidak di-coating adalah bagian sisi bekas pemotongan, dapat menimbulkan bercak, sehingga sambungan antar marmer terlihat kotor.

Untuk perawatan marmer sebaiknya tidak menggunakan cairan yang keras, cukup dengan air bersih. Sedangkan penggunaan pewangi lantai bisa ditambahkan jika diperlukan saja. “Marmer itu cukup dipel dengan lap yang lembab. Tidak disarankan menggunakan cairan pembersih yang keras, karena bisa merusak tampilan permukaan marmer. Juga hindari penggunaan pembersih lantai yang terlalu sering,”ujar Hasan.

0 komentar :

Posting Komentar